Aug 16th, 2010 | By galeriukm | Category: Budidaya Ikan Pakan ikan buatan pabrik memang praktis dan cukup baik untuk pertumbuhan ikan, namun harga pelet ikan yang cukup tinggi cukup memberatkan para petani ikan. Harga Pelet ikan saat ini berkisar pada harga 7 ribu rupiah per kilogram, sedangkan harga ikan Nila, Lele dan Bawal dari petani biasanya dibeli seharga 9500 rupiah, di beberapa daerah mungkin bisa sampai 1200 rupiah per kilogram .Kondisi ini jelas tidak menguntungkan bagi petani ikan, belum lagi permasalahan penyakit ikan, sewa lahan dan lain-lain.
Berbagai teknologi untuk memacu pertumbuhan ikan memang telah dilakukan misalnya penambahan probiotik atau pemotongan sirip ekor pada ikan nila. Namun harga pakan yang terlalu tinggi jelas menjadi kendala tersendiri. Salah satu langkah untuk menekan biaya pakan ikan adalah memanfaatkan makanan sisa dan roti kadaluarsa. Makanan sisa merupakan sisa limbah rumah makan,rumah tangga yang tidak habis dimakan manusia.
Pemanfaatan limbah tersebut sangat menguntungkan bagi pembudidaya. Sekarung sisa makanan cukup untuk memberi makan satu kolam berisi lima kuintal bibit bawal ukuran 10 ekor per kg dan nila ukuran 40 ekor per kg selama dua tiga hari, tergantung kondisi fisik pakan. Memang, Cahyanta memang selalu menerapkan teknik polikultur, menebar bawal dengan nila sebagai sampingan.
Di sebagian wilayah Kabupaten Sleman, Yogyakarta, seperti Kecamatan Godean dan Cangkringan yang banyak terdapat kolam air mengalir, pemberian pakan berupa lorotan dan roti kadaluarsa untuk ikan semacam bawal dan nila mulai marak pada beberapa tahun terakhir. Lorotan adalah sisa makanan restoran atau warung makan. Harga nasi lorotan saat ini Rp500 per kg. Para pembudidaya tersebut memperoleh lorotan sekaligus roti bekas dari pengepul. Campuran lorotan dan roti kadaluarsa dijual Rp50.000 per karung isi 50 kg.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar